Menemui Lian dengan pikiran yang menerka-nerka dan jantung yang berdebar-debar. Vanya menuruni tangga kediaman besar ini dengan berlari kecil. Rasa hatinya sudah tidak sabar untuk bertemu pujaan hati. Di tangannya terdapat ponsel yang entah mengapa ikut terbawa. Saking bahagianya tiba-tiba dihampiri Lian, mungkin. Sehingga tak sempat meninggalkan benda canggih ini di kamar. Lagipula, maminya terus mendesaknya untuk bergegas. Alhasil, terbawa deh.. Mana baju Vanya tidak terdapat kantung, yaa tetap begini. Dalam genggaman. Sesampainya di bawah, Vanya tak mendapati siapapun. Ia mencari-cari sosok Lian sampai ruang tamu, tetapi batang hidungnya tak terlihat sama sekali. "Apa Mami tega ngeprank aku?" tanya Vanya pada keheningan malam. Mencoba melangkahkan kaki keluar rumah, sampai teras,