"Dengarkan dulu aku, Lee.... " mohon kakeknya. Mata pria tua itu tampak berkaca-kaca, tak ada lagi tatapan tajam menghujam yang dulu pernah ia berikan pada Lee. "Maafkan aku, karena dulu sudah membuangmu, tak lagi perduli padamu. Aku lupa, kalau kau adalah satu-satunya harapanku. Aku tak bisa mengharapkan Ayahmu untuk menggantikan posisiku, karena kau tahu sendiri bagaimana kondisi kesehatan Ayahmu." Pria tua itu menarik napasnya dalam. "Apa Ayah masih sakit seperti dulu?" "Sekarang dia tidak merasakan sakit lagi, Lee.... " tatapan pria itu semakin sendu, seakan kesedihan sangat dalam tengah menyiksa jiwanya. "Maksud Kakek?" "Ayahmu sudah meninggal, satu tahun yang lalu," jawab kakek Lee lirih. Lee terjengkit bangun, wajahnya meringis, karena merasakan sakit di kepala, dan ditubu