Betapa senangnya hatiku ketika aku bisa melihat Michael yang sudah hampir pulih. Peristiwa mencekam yang baru saja terjadi adalah hal yang paling membuatku trauma. Sewaktu di lift aku berpikir bahwa aku tidak akan pernah bisa hidup lagi, tetapi pikiranku salah besar. Aku dan Michael bisa terselamatkan. Aku tidak akan sanggup untuk masuk ke dalam lift itu lagi, tetapi aku tidak mempunyai pilihan lain. Aku harus naik lift itu untuk masuk ke dalam apartmentku. Ruang kecil dan gelap terus menghantui pikiranku. “Michelle, kenapa kamu melamun?” tanya Michael yang memecahkan lamunanku. “Ah, aku masih kebayang betapa mengerikannya peristiwa lagi. Apalagi aku harus menggunakan lift itu setiap hari sampai aku siap pindah ke rumah baru,” jelasku. “Kamu bisa tinggal di tempat lain, jangan begi

