Hampir kehilangan nyawa

1061 Kata

“Ravi.” kupanggil Ravi saat aku membuka kedua mataku. Ravi menggenggam tanganku dengan erat, “iya sayang. Aku ada di sini.” Kutatap wajahnya yang terlihat cemas. Matanya berkaca – kaca seperti hendak mengeluarkan air mata. “Maafkan aku yang sudah membuatmu seperti ini, aku gak pantas untuk menjadi laki – laki yang kamu cintai,” lanjut Ravi. Aku memberikan senyuman kepadanya, “ini bukan kesalahanmu, lagian aku merasa baik – baik saja. Kamu gak perlu sedih.” “Bagaimana aku gak sedih? Tunanganku terbaring lemas di rumah sakit akibat rasa cemburuku yang aneh,” ujar Ravi. Aku menyentuh pipinya seraya memandang ke arahnya, “aku baik – baik aja sayang.” “Kiss me,” pintaku. Ravi menuruti permintaanku, ia mencium bibirku dengan mesra. “I love you,” ucap Ravi. “I love you too.” “S

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN