Ketika Dimas berniat untuk melakukan kembali apa yang semalam ia dan Rayya lakukan, tiba-tiba terdengar suara demo di perut istrinya. Sontak, Dimas pun berhenti. Lelaki itu lalu tersenyum menatap wajah sang istri yang menahan malu. "Maafkan aku?" ujar Rayya tak berani menatap suaminya. "Tidak, aku-lah yang seharusnya meminta maaf," kekeh Dimas lalu menarik perlahan tubuh istrinya yang polos untuk bangun. Rayya sibuk menarik selimut demi menutupi seluruh tubuh yang banyak meninggalkan jejak kemerahan di sekitar bahu dan dadanya. Melihat gerakan Rayya, Dimas justru tersenyum. Lelaki itu seolah puas dengan hasil karyanya semalam yang sudah membuat pemandangan indah di tubuh mulus istrinya itu. "Tak perlu malu, aku udah lihat semuanya. Ayo, kita sarapan dulu," ajak lelaki itu semba