"Ciee... yang mau mulai kerja, setelannya udah kayak bapak pejabat aja." Goda Raia dari depan pintu kamar kakaknya. Sandy hanya melirik adiknya sekilas dan kemudian memalingkan wajah, memilih untuk tidak memedulikan adiknya dan fokus membetulkan letak dasinya. "Udah, itu dasi udah di tempatnya, gak usah miring kiri miring kanan lagi, Pak." Goda Raia lagi. Sandy mendengus. "Enak aja kamu bilang pak. Kenapa, ngiri ya karena Abang jadi karyawan kantoran sementara kamu enggak?" Raia memutar bola mata. "Kenapa pula Raia sirik. Justru Raia ikut seneng kalo Abang kerja. Secara gak langsung, nanti Abang naikin nilai saham perusahaan, trus penghasilan Raia dari saham yang dikasih sama Papa kan makin gede. Jadi, jangan sampai gak kerja keras ya, biaya hidup jaman now itu mahal." Ucapnya seraya mel