Ruby masih mengira-ngira apa efek dari minuman tadi. Setidaknya dia bersyukur bisa melindungi sang istri dari kejahatan Cassandra. Mobil melaju cepat menjejaki ruas jalan raya, singgah sebentar ke swalayan untuk membeli beberapa keperluan Crystal. Setelah itu, mereka pun bersiap kembali ke rumah. Sesampainya di sana, Ruby membimbing istrinya itu untuk masuk ke kamar, lalu berbaring di kasur. Mengomel sebentar, Crystal hanya cemberut mendengar sifat posesif sang suami. “Udah denger tadi kata dokter, kan? Kandungannya dijaga. Makannya yang bergizi, jangan yang kamu mau aja. Awas aja kalau bandel, aku kurung kamu di toilet,” kesalnya. “Ya mana aku tau. Ini perutku emang nolak nasi terus. Sini, tukeran sama aku. Biar tau rasanya mual-mual.” Ruby menoleh ke arah pintu saat mendengar ketukan