Tap! Derap heels itu menarik perhatian Ruby. Pria itu melangkah mundur saat Crystal semakin mendekat. Bibir merahnya merekah, lalu memainkan matanya ujung rambutnya itu dengan jemarinya.
“Mas Ruby kenapa? Apa Mas Ruby nggak suka sama aku?”
Ruby menggaruk dahinya. Ingatan di ranjang pagi tadi masih membuatnya berdetak. Apa belakangan ini dia menjadi pikun? Tak mungkin dia tak memiliki hubungan dengan wanita ini hingga mereka bangun di ranjang yang sama.
“Tapi gue beneran nggak tau lo siapa!” bentak Ruby.
“Tapi orangtua Mas bilang kalau aku ini tunangan Mas Ruby, kan? Nggak percaya?”
Ruby menggeleng. Akhirnya langkah mundurnya terhenti di dinding saat wanita itu maju memojokkannya ke tempat itu.
“Nggak! Gue nggak mau tunangan sama lo.”
“Setauku Om Alexander yang nentuin arah hidup Mas
