Seharian berlalu, Crystal sudah bisa kembali ke rumah. Dia harus menjalani bed rest karena kondisinya cukup drop. Bukan dari segi fisik, tapi beban pikiran. Usai mobil berhenti, Crystal enggan turun meskipun Ruby sudah membukakan pintu. "Ngapain, sih, diem aja?" keluh Ruby. Keluarga Alexander membiarkan saja drama romansa Ruby dan Crystal. Mereka masuk lebih dulu dan enggan mengganggu. Crystal cemberut, menjulurkan dua lengannya ke arah Ruby. "Gendong!" pintanya. "Eh?!" "Hm! Gendong. Aku capek, nggak boleh banyak gerak. Gendong!" Ruby mengalah. Dia menggendong Crystal dan berjalan santai untuk naik ke lantai kamarnya. Sejak tadi dia mengalihkan wajah karena Crystal terlalu dekat ke sisi bahunya. Sesekali wanita itu mencuri jejak kecupan di pipinya. "Sayang, kita mulai semuanya dari