20 : Alis, Mata, Hidung, dan Bibir Ishana tidak sempat mengagumi penampilannya saat mobil melaju membawa mereka menuju sebuah hotel. Dia lupa apa nama hotelnya, padahal tadi Kaivan menyebutkan secara jelas. Terlalu sibuk dengan pikiran membuat Ishana teralihkan dalam waktu yang singkat. Sungguh dia merasa luar biasa gugup, telapak tangannya berkeringat dan sedari tadi dia belum bergerak. Kalau boleh jujur, bokongg Ishana terasa panas tetapi dia terlalu tegang untuk sekadar bergeser. “Shana, apa kamu merasa tidak nyaman dengan pakaianmu sekarang?” tanya Kaivan. “Ng ... nggak, kok. Saya nyaman,” jawab Ishana lirih. Dia menoleh singkat, tersenyum tipis lalu menatap depan lagi. “Katakan yang sejujurnya. Atau kita perlu putar balik untuk mengganti dengan yang lain?” “Nggak usah, Mas! Saya