“Jadi mereka benar masih membullymu?’ Tanya Jovanka dengan tatapan tak percaya. Hezelfin tidak dapat mengelak. Jovanka terlalu pintar untuk menebak raut wajahnya. Jovanka sengaja menahan dia di kafe ini, Hezelfin terlihat pucat dan tidak bertenaga. Dia pasti lelah karena sepagi ini diminta membeli kopi. Jadi Jovanka memesankan beberapa makanan untuk Hezel. Gadis itu makan dengan lahap. Sekali ini saja Hezel ingin memberontak dari geng The Star. Hezelfin akan memikirkan cara menghadapi mereka nanti. “Begitulah. Setiap hari tenagaku habis untuk menuruti apa kata mereka,” curhat Hezel. Jovanka benar-benar kehabisan kata-kata. Dia bisa membayangkan betapa melelahkannya berlarian ke sana-kemari membeli makanan, menuruti kata mereka dan terkadang mereka menjambak rambut Hezel jika sedang kesal