Duakhhh! Bugh! Pukulan itu bukannya berhenti malah semakin menjadi-jadi. Jika seperti ini terus maka wanita itu bisa mati. Hezel mengencangkan sarung tangannya. Dia tidak bisa menunggu lagi. "Maafkan aku. Tolong lepaskan aku." Perempat itu merintih meminta pengampunan namun bukannya belas kasihan atau mereka menghentikan pukulannya. Justru mereka membabi buta. "Hah! Dasar jalang murahan! Kau memang pantas untuk mati." Keempat orang laki-laki tersebut bergantian untuk memukul perempuan itu. Hezelfin sudah membulatkan tekadnya. "Sekarang sudah saatnya kami mengirimmu ke neraka!" Sebuah pedang panjang yang terlihat mengkilat keluar dari sarungnya. Hanya satu kali tebasan Hezelfin yakin bahwa perempuan tersebut bisa langsung tewas. Mereka tersenyum