Hutan itu gelap dengan kegelapan menyelimuti dirinya. Sebuah kekuatan besar itu tampak mengikat tubuh Hezelfin diam-diam. Hal yang selama ini dia takutkan. Hezelfin benar-benar tak siap jika dia kehilangan dirinya. Hezelfin merapatkan tubuhnya di kamar mandi. Dia memegang erat pergelangan tangannya. Tato bergambar ular yang mengerikan itu mulai terlihat jelas sedikit demi sedikit. Tak ada obat yang bisa menolong Hezelfin sekarang.
Rasa ini benar-benar mencekiknya dan tak memberi ruang pada gadis itu untuk bernapas. Ini benar-benar menyakitkan. Hezel rasanya ingin berteriak namun dia tak ingin membangunkan Jevan dan Jovanka. Keringat dingin membasahi tubuh Hezelfin. Dia menggigit bibirnya agar tak menimbulkan suara kesakitan.
“Berhentilah untuk berjuang,” kalimat itu terdengar seperti per
