Drean tengah menyetir dengan tenang sementara sang adik sedang memikirkan banyak hal, “Briem, apa tidak masalah kita pergi seperti ini?” Hezelfin menggigit bibirnya. Dia sudah memikirkannya, rasanya pengecut sekali kabur seperti ini. Setiap kali ada pertempuran Hezelfin ingin ikut serta, dia ingin ikut bertarung, sudah sejak lama dia juga belajar menggunakan pedang, maupun anak panah. Tapi Marvin tidak akan membiarkan Hezelfin untuk mendekat ke area peperangan. Dia akan menjauhkan gadis itu sejauh mungkin. Hezelfin masih belum bisa mengendalikan Xaviera Hecratius. Dia bisa saja kehilangan kendali dan membuat gadis itu menghilang selamanya. “Ini demi kebaikanmu, Hezel, mereka menginginkanmu dan jika kau ke sana itu sama saja menyerahkanmu pada mereka,” tegas Drean. Marvin sudah berpesan pa