Jantung Jovanka hampir copot ketika dia mendengar dering telepon. Bari saja dia kembali dari melihat sekeliling telepon di rumah Jevan berbunyi dengan sangat nyaring. Jovanka segera berlari ke arah telepon dan menerima telepon tersebut, “Halo, Jevan-apa kau?” “Ini aku Hezelfin,” tukas Hezel memotong ucapan Jovanka, “Sepertinya kau sedikit kecewa karena aku yang menelepon, bukan Jevan,”goda Hezelfin. Jovanka memukul kepalanya sendiri. Bisa-bisanya dia mengangkat telepon dengan kalimat seperti itu, di depan Hezelfin pula. Gadis itu pasti akan menggodanya karena ini. “Ah, tidak, aku hanya berpikir mungkin Jevan yang menelepon,” ucap Jovanka beralasan. Hezelfin mengulum senyumnya di seberang sana. Mungkin saat ini dia belum mengerti apa itu cinta tapi dia bisa merasakan bahwa Jovanka mulai