Sungguh Jevan rasanya ingin memukul kepalanya sendiri karena tanpa sadar dia mengatakan itu pada Jovanka. Bisa-bisanya dia bicara seperti itu sementara beberapa saat yang lalu dia bilang pada Diego bahwa dia tak punya perasaan apa-apa dengan Jovanka. Inikah yang dinamakan Denial? Jevan juga tak mengerti kenapa kata-kata itu mulus sekali meluncur dari bibirnya, padahal selama ini dia tipikal pria yang tidak ingin dipusingkan dengan yang namanya cinta apalagi harus berurusan dengan yang namanya rindu dan sebagainya. Jevan tak tahu apa itu semua. Dirinya hanya sibuk berkorban dari waktu ke waktu. “Apa maksudmu? Apa kau sedang demam sekarang?” Jovanka juga bingung dengan sikap Jevan, dia begitu aneh setelah sebulan tidak bertemu. Apa mungkin kepalanya baru saja terbentur sesuatu sehingga di