Part 15

2017 Kata

Inara membolak-balik map di hadapannya tanpa minat sama sekali. Daripada sibuk memikirkan map dengan deretan huruf dan angka yang minta di teliti, Inara lebih sibuk memikirkan tingkah Rayka akhir-akhir ini. Pria itu bukannya mengerjakan tugas yang menjadi miliknya, malah sibuk merecoki hidup Inara. Kehidupan kerja Inara semakin pusing semenjak ada Rayka. Pria itu terus menerus membuatnya kesal dan menggeram marah. Bahkan secara tidak langsung pekerjaan Rayka di handel olehnya karena tak mau bertatap muka dengan pria itu, Inara lebih memilih sibuk sendiri. "Itu wajah atau cucian, sih?" tanya Halil sambil menarik kursi pantry di samping Inara. Menatap wajah cantik Inara dari samping yang memang terlihat sangat kusut dan tidak berarti biasanya. "Nggak usah rese, deh." "Nanti ikut, nggak?"

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN