“Selamat malam, Honey …”
Deg!
Matanya terbuka, dia tersenyum melihat istrinya yang sudah diam membeku. Berulang kali dia mengedipkan mata, menyadarkan istrinya dari lamunan yang berarti.
Glek!
Eshal bahkan tidak kuasa mengedipkan kedua matanya. Rasanya dia ingin sekali berlari sejauh mungkin sekarang. Tapi, kenapa kakinya seakan kaku dan tidak bisa bergerak.
Mengerti jika istrinya tercengang, akhirnya Arash kembali menyadarkannya. Hembusan kecil dari bibirnya ke arah mata sang istri, membuat wanita cantik diatasnya mulai menegakkan tubuh.
“Aah … aku—” Eshal tergagap.
Dia menjadi salah tingkah, menyelipkan helaian rambut di telinga kirinya. Mengedarkan pandangannya ke lain arah, dia tidak tahu harus bersikap bagaimana.
Arash mulai men
