Pemandangan indah tersendiri bagi Arash tatkala istrinya terus mengerang dengan wajah penuh gairah. Cengkeraman erat di pundaknya tidak dipermasalahkan oleh Arash sejak awal mereka bersenggama. Erangan saling bersahutan, nafas yang tersengal, bahkan tubuh mereka sudah sangat lelah melakukannya hampir 1 jam lamanya. Tubuh yang berkeringat berulang kali, kini kembali mengering seiring dengan ruangan kamar yang mulai terasa dingin. “A-rash …” Eshal tak sanggup lagi. Kedua kakinya sudah sangat lelah terbuka lebar, memberi akses bebas untuk suaminya. Tapi dia tidak memungkiri satu hal, jika apa yang diberikan oleh suaminya memang sangat nikmat sekali. Hingga ia tidak sanggup menolak bila suaminya terus menghujam miliknya di bawah sana, meski ia sudah men