"Maafkan aku." Satu ucapan keluar dari bibir wanita yang sudah mengering. Sedangkan di depannya orang yang menatap dengan nanar hanya diam saja, matanya terus menatap wajah yang pucat juga lumayan tirus sampai rasanya benar-benar kelihatan seperti orang yang sakit. Yunita menangis sejadi-jadinya di hadapan Anika, suatu penyesalan yang sama sekali belum dia ucapkan sampai sekarang, tapi sekarang hatinya mulai merasa lega karena bisa bertemu dengan Anika sebelum semuanya terlambat. "Anika, aku tahu kamu tidak mungkin memaafkanku dengan begitu mudah, tapi aku benar-benar minta maaf dan aku benar-benar menyesali semua perbuatanku yang pernah aku lakukan padamu," ucap Yunita lagi. "Tidak ada yang perlu disesali, aku sudah bercerai dari Davin dan semua itu sudah terjadi, itu menjadi pili