Davin menginjakkan kakinya di bandara, sekarang dia sudah sampai di Denpasar, Bali. Jantungnya berdegup dengan keras dan pikirannya terus tertuju pada Anika. Davin berjalan melangkahkan kakinya keluar dari bandara dan langsung memesan taksi. Agak lama taksi itu baru datang dan Davin langsung mengatakan pada sopir ke mana alamat yang dia akan tuju. Selama perjalanan tangan Davin terus mengepal dan dia berkali-kali menghela napas lelah. Davin juga terus mengusap kasar wajahnya dan menyugar rambutnya ke belakang. Dia menyusun kata-kata yang akan dia lontarkan pada Anika nanti, dia takut jika salah kata satu saja membuatnya gagal dalam merayu Anika pulang. Sekarang dia sudah berada di rumah sakit tempat di mana istrinya dirawat, ada perasaan takut, perasaan malu dan perasaan khawatir saat