Anika langsung menggeser panggilan dari Davin ke tombol merah, dia menolak telepon dari Davin di depan Bara. Bara agak senang, tapi barang berpikir kalau itu adalah telepon yang penting karena baru saja Davin dan Anika bertengkar. "Angkat saja, kenapa dimatikan?" tanya Bara. "Untuk apa? Pasti dia hanya meminta aku kembali untuk bertahan di sisinya yang penuh siksaan batin," jawab Anika. Anika mematikan ponselnya juga agar tidak dihubungi oleh Davin, hal itu cukup membuat barang untuk mengulum senyumnya, biasa aja dia dikatakan perusak hubungan orang atau perebut istri orang, dia tidak peduli sama Anika merasa bahagia. "Siapa tahu itu penting," ujar Bara basa-basi. "Tidak ada yang penting lagi dari itu, aku sudah melepaskan semua perasaanku terhadap Davin, sudah tidak ada pun yang te