Anika mengetuk pintunya berkali-kali dan tidak ada jawaban dari yang punya rumah, Anika menghela napas lelahnya kemudian dia mengetuk sekali lagi. Masih tidak ada jawaban, Anika sangat geram karena sampai sekarang pun tidak ada jawaban. Anika melihat ke arah Hafiz yang berdiri di belakangnya bersama Bara. "Tidak ada jawaban, An." Bara menggelengkan kepalanya. Anika hanya bisa mendengus kesal, dia menggedor pintu lebih kuat lagi dan menyalurkan segala kekesalannya pada pintu itu. "Sayang ... sudah, mungkin orangnya memang tidak ada di rumah," ujar Bara yang melihat Anika semakin mengamuk. Anika memang tidak bisa melihat anak kecil yang ditelantarkan maka amarahnya akan memuncak ketika dia melihat itu, sampai tangannya memerah memukuli pintu tetap tidak ada yang keluar dari sana. Pa