Shine dan Daffa baru saja memasuki rumah orang tuanya, rumah yang setelah sekian lama baru saja mereka kunjungi. Mereka disambut ramah oleh para pekerja dan juga Ema yang begitu melihat Shine langsung memeluknya, padahal Daffa juga berada di samping Shine. "Ibu merindukanmu, Nak." Shine mempererat pelukannya mendengar suara Ema yang bergetar. "Aku juga, Bu." Setelah puas memeluk putrinya, Ema beralih ke salah satu putranya yang sejak tadi mematung melihatnya melepas rindu dengan Shine, Ema memeluk Daffa layaknya seorang bayi dengan kedua tangan Daffa yang terhimpit. "Kau marah cukup lama sayang." Daffa terkekeh, sebenarnya ia tidak pernah marah sedikitpun apalagi kepada ayah dan ibunya. "Dimana, Ayah?" Tanya Daffa menundukkan wajah karena Ema jauh lebih pendek darinya. "Dia sedang