Cahaya matahari sudah memeluk bumi Jakarta dan menghangatkan seluruh penghuninya setelah semalaman dihantam hawa dingin karena hujan yang tak kunjung berhenti. Waktu sudah menunjukkan jam 8 dan Malia masih terlelap seperti bayi. Gadis itu masih tertidur pulas. Duduk sambil bertumpang kaki di kursi kayu cokelat berbantal kain beludru merah di samping ranjang, Alex terus mengamati wajah Malia. Tidak sedikit pun ia memalingkan pandangannya dari Malia meskipun sudah satu jam ia melakukan hal tersebut. Alex terlalu menginginkan Malia sampai ia merasakan diri nyaris gila karena gadis itu. Malia membuka mata pelan-pelan. Sambil mengucek mata dan berusaha melihat lebih jelas, Malia melihat Alex yang sedang duduk dan memandanginya. Secara otomatis keterkejutan menyentak d**a Malia dan membuatnya m

