Alex terperangah menyadari perbuatannya telah menyakiti Malia. Ia terdiam sejenak sampai akhirnya ia menyerah pada egonya dan mendekati Malia. Alex berlutut dengan satu kaki di depan gadis itu. Namun, Malia beringsut menjauh lantaran tidak mau disentuh Alex. Perasaan takut merayap dengan cepat ke seluruh tubuhnya. Bukan hanya sekali Malia melihat perubahan sikap Alex di kala pria itu dikuasai amarah, tetapi kali ini Alex membuat hatinya benar-benar terluka. Permohononannya sama sekali tidak digubris Alex. “Malia ....” Alex membelai pipi Malia dengan satu tangan. Rasa sakit di hati Malia menanjak hingga ke mata dan jatuh menjadi butiran-butiran bening yang membasahi pipi gadis itu. Dengan kasar ia menepis tangan Alex dari samping wajahnya. “Jangan menyentuhku!” Air mata Malia meluruh s

