Alex menatap tajam Darius dan Elizabeth yang kini sudah berdiri di hadapannya. Ekspresi wajahnya sama sekali tidak memperlihatkan keterkejutan. Alex duduk dengan santai sambil bersedekap dan memperhatikan kedua orang tuanya. “Mau apa kalian ke sini?” tanyanya. “Kita mau membawamu dan Malia pulang. Kita akan pulang bersama-sama, Alex.” Darius berusaha membujuk Alex. “Untuk apa? Agar kalian bisa menyerahkanku ke polisi, lalu menikmati harta peninggalan ibuku?” Alex berkata dengan nada sinis. “Alex, kamu tahu aku tidak seperti itu,” bantah Elizabeth. Alex mengangkat sebelah ujung bibirnya tersenyum sinis. “Kamu mungkin tidak, tapi ….” Alex melirik ke arah Darius. “Dia mungkin saja iya,” lanjutnya. “Alex, aku ayahmu. Aku tidak mungkin membuatmu sengsara. Lagi pula, aku tidak tertarik de

