Stella dan Arga sudah membeli parfum mahal untuk dihadiahkan pada Cantika. Mereka juga sudah membeli pakaian yang cocok untuk ke pesta sehingga nanti malam tidak akan ada acara salah kostum. Mereka yang akan kembali ke kamar masing-masing saat ini sedang menunggu pintu lift terbuka. Tiba-tiba ponsel Arga bergetar tanda ada panggilan masuk. Ekspresi tenangnya langsung berubah, seperti tidak suka dengan panggilan masuk tersebut. Namun, Stella tidak serta merta kepo terlebih itu bukan urusannya. Arga langsung me-reject-nya. Ya, meski tidak tahu siapa yang menelepon, jelas sekali Stella melihat bosnya itu menggeser layar ke warna merah. “Stella,” panggil Arga kemudian. Stella kemudian menoleh pada Arga di sampingnya. “Iya, Pak?” Namun, pembicaraan harus terhenti karena pintu lift terbuka.