Eps. 10 Video Dari Aries

1333 Kata
"Aries tidak di rumahnya Orion? Kemana dia pergi bila begitu?" tanya ayahnya Aries setelah mawar mematikan panggilan. "Entah Pa, Seruni bilang mereka berdua mungkin ada di studio foto Orion." "Coba telepon nomor Orion saja." Mawar kemudian menghubungi nomor Orion. Sayang, nomornya tidak aktif ketika dihubungi. Dia pun kemudian mencoba menghubungi nomor Aries. Sama, nomor mereka tidak aktif semua. "Aries, memang benar-benar dia! Awas saja nanti bila dia pulang. Tak ada ampun buatnya!" geram Ayahnya Aries sembari memukulkan tangan yang terkepal ke meja yang ada di depannya. Orang tua Aries kemudian menunggu kedatangan Aries. Dua jam menunggu tak ada tanda-tanda putra mereka pulang. Biasanya hampir larut seperti ini Aries sudah pulang, tapi kali ini dia belum datang. "Pa, Aries belum pulang bagaimana?" Mawar yang terlihat bingung sekali. "Biarkan saja, Ma. Mungkin dia nggak berani pulang hari ini. Besok pasti dia pulang. Tunggu saja Aries. Persiapkan dirimu sebaik mungkin, karena kamu akan lumpuh." Ayah Aries yang terlihat masih bugar dengan lengan kekar di usia yang tidak lagi muda ini, menggemeretukkan jari yang terkepal erat. Daiyan, dulunya adalah seorang ketua geng di kota ini. Namanya melegenda juga disegani banyak orang. Namun setelah menikah dengan Mawar, profesinya itu sudah lama dia tinggalkan dan hidup dengan tenang sebagai orang biasa. Namun meski profesi itu sudah lama ditinggalkan kekuatannya sebagai seorang ketua geng masih tetap ada, melekat kuat padanya sampai sekarang. Jadi, bila untuk memukul Aries saja dia bisa mengatasinya sendiri. "Sebaiknya kita tidur saja dulu. Lelah mikirin Aries." "Ya, Pa." Mawar mengikuti Daiyan masuk ke kamar. Di waktu yang sama, di hotel. Orion terlihat berbaring di tempat tidur miring ke kanan. Matanya terpejam erat, terlebih kala Aries datang. Dia sampai menahan napas agar tidak ketahuan bila dia pura-pura tidur. Dia belum siap melakukan ritual suami istri ini. Jadi, lebih baik dia pura-pura tidur. Saat ini Aries bertelanjang d**a. Pria itu hanya mengenakan handuk yang membelit pinggang untuk menutupi bagian inti tubuhnya. Dia menagih haknya pada Orion di malam pertama ini. "Orion ... aku sudah siap. Aku harap kamu juga siap." Aries berdiri di samping istrinya yang terlelap ini. Melihat Orion yang tidur, Aries menampilkan gurat kecewa di wajah lantas duduk di samping Orion dengan desauan panjang. 'Aku tahu kamu hanya pura-pura tidur saja. Pasti kamu belum siap.' Aries tidak memaksa. Dia tahu akan seperti apa reaksi Orion bila wanita itu terus dipaksa. Bisa-bisa kabur darinya. Tidak! Dia tidak mau itu terjadi. Perjuangannya sudah sejauh ini. Jangan sampai usahanya sia-sia. Atau Orion akan lepas selamanya dari dirinya. 'Tapi, bila harus lama menunggu atau berpuasa aku juga tidak kuat. Atau mungkin kamu perlu diperkenalkan dulu agar terbiasa?' Aries berbaring miring di belakang Orion sembari membuka handuk yang membelit pinggang. Tangan Aries kemudian mendekap Orion dari belakang. Satu tangannya langsung menangkup belahan menggantung Orion dari luar, meremasnya lembut bergantian. Aries menunggu dan melihat reaksi Orion. 'Aries gila! Apa yang dia lakukan? Aah ... ini nikmat sekali. Tapi aku takut. Berhentilah.' Orion tersengat geli sampai ujung kaki rasanya, namun dia tahan sekuat mungkin. 'Aku yakin kamu menahannya. Kamu memang kuat, Orion.' Aries hanya seyum tipis tanpa suara melihat reaksi Orion. Pria berwajah putih bersih ini beralih melihat ke bawah. Inti tubuhnya di bawah sana menegang setelah meremas d**a Orion. Dia pun mengangkat sedikit paha Orion, lalu menyisipkan miliknya masuk, menggesek perlahan CD Orion. 'Astaga, Aries kamu sungguh gila! Bagaimana ini? Tolong hentikan.' Ujung jari kaki Orion sampai menegang kaku menahan gesekan itu. Sekujur tubuhnya juga meremang. Aries tidak menyangka ternyata pertahanan Orion kuat juga. Padahal usahanya sudah maksimal, namun wanita itu tetap tak mau membuka mata. Dia tidak menyerah dan kini mencium telinga Orion. Awalnya hanya minjilat saja, tapi setelahnya Aries mengulumnya. Karena Orion masih belum membuka mata maka, tangan Aries pun menyisip masuk ke balik piyama tipis istrinya, mencari puncaknya. Setelah menemukan, dia memutar-mutar pelan. Sungguh, Orion sudah menahan sekuat tenaga dan akhirnya pertahanannya runtuh juga dengan gempuran Aries yang tiada henti. Aaah ... ! Orion mendesah panjang dan membuka mata cepat. Aries senang, usahanya kini membuahkan hasil. "Aku tahu kamu cuma pura-pura tidur. Sekarang kamu tidak bisa lari lagi dariku, Sayang." Aries membalik badan Orion menghadap dirinya. Dia lantas menarik lepas tali baju Orion. Dia pun melepas bra Orion lalu langsung menghisap isinya bergantian. "Sayang, tolong aku. Aku kesakitan di bawah sana. Hanya kamu yang bisa membantuku, please, help me." Aries berbisik mesra di telinga Orion. Orion membeku. Sungguh, dia belum siap melakukan ini dengan Aries. Dengan statusnya dia sekarang berubah menjadi istri Aries saja dia masih mencoba untuk beradaptasi, apalagi hal beginian. Tapi bagaimana cara memadamkan api Aries yang sudah menggelora? "Uncle ... apakah aku masih sepupu tersayangmu?" Mendadak milik Aries yang on di bawah sana lemas seketika mendengar sebutan yang meluncur dari bibir sensual Orion. Geloranya pun padam seketika. Tangannya bahkan tak lagi meremas milik sensitif Orion. "Jangan pernah panggil aku dengan sebutan itu lagi. Aku suamimu sekarang. SUAMI! Bukan uncle! Jika besok aku mendengarmu memanggil itu lagi, aku akan memberimu hukuman!" Rahang Aries terlihat menegang di wajahnya yang lembut itu. Sorot matanya juga berkobar tidak lagi seperti sebelumnya. Orion hanya tersenyum dalam hati. Usahanya rupanya berhasil meski hanya sementara, setidaknya dia lolos kali ini. Meski dia harus mempersiapkan diri dan mental juga. Aries kembali mengambil handuk dan membelitkan ke pinggang lalu miring ke kiri, memunggungi Orion. 'Kali ini kamu bisa lolos dariku, tapi lain kali aku nggak akan membiarkannya lagi seperti ini.' *** "Pa, Aries belum pulang juga hari ini. Kemana dia pergi?" ucap Mawar di ruang makan. Mawar dan Daiyan sedang sarapan saat ini. Padahal Daiyan sedang lahap menyantap sarapan pagi sehatnya. Begitu mendengar nama Aries disebut dia pun menjeda sejenak makan. Malahan nafsu makannya hilang mendengar nama itu. "Ma, bisa tidak jangan bahas Aries dulu saat kita makan? Nanti setelah selesai sarapan terserah mau bahas sampai lelah juga tak apa." Nada bicara Daiyan sedikit meninggi. Mawar tak lagi bicara dia takut membuat Daiyan marah dan bertindak pada akhirnya. Dia pun melanjutkan makan tanpa suara sampai pada suapan terakhir. Terdengar suara notifikasi pesan masuk pada ponsel Mawar. Di waktu yang sama ponsel Daiyan juga mendapat notifikasi pesan masuk. Terlihat mereka berdua melihat ponsel masing-masing. "Pesan dari Aries?" pekik keduanya bersamaan setelah melihat siapa yang mengirim pesan. Setelah diperiksa, rupanya bukan pesan teks namun berupa video. Entah video apa itu, yang jelas cukup mengundang perhatian mereka berdua. Mawar dan Daiyan segera memutar video kiriman Aries. Mereka berdua menampilkan reaksi yang sama, reaksi kala video itu diputar. Video itu menampilkan rekaman prosesi pernikahan kilat Aries dan Orion yang dibantu oleh penghulu. "Ini gila sekali! Aries membatalkan pernikahannya dengan Lila lalu kabur dan ternyata malah menikah dengan Orion? Apakah ini hanya lelucon?" pekik Mawar mencoba untuk tidak percaya pada video yang dilihat. Tangannya gemetar hebat sampai ponsel terjatuh dari tangannya. Berbeda dengar reaksi yang ditunjukkan Daiyan. Pria itu menggebrak meja dengan keras saking kesalnya. "Aries ... kamu tidak berhenti membuat masalah dan memermalukan keluarga ini rupanya! Kenapa kamu malah menikah dengan sepupumu!" Daiyan kembali menggebrak meja. Kali ini malah lebih keras dari sebelumnya. Gelas di meja sampai jatuh dan pecah. Mawar yang sudah melihat video Aries sampai selesai, mendadak menyentuh d**a tepat di bagian jantung. Dadanya terasa sesak dan napasnya berat sekadar untuk menghirup udara saja. "Pa, Aries menikah dengan Orion. Bagaimana ini, Pa?" Mawar kemudian tak sadarkan diri setelah syok berat dengan kejutan mendadak ini. "Mama!" Daiyan beranjak dari duduknya setelah melihat Mawar pingsan. Setelahnya dia memanggil pelayan. "Pelayan, cepat ke sini!" Pelayan datang, seorang pria menghampiri Daiyan. "Ada yang bisa dibantu, Tuan?" "Bersihkan ini." Daiyan menunjuk pecahan gelas yang berserakan di lantai dengan dagunya. "Baik, Tuan." "Panggilkan dokter untuk Nyonya sekarang." "Ya, Tuan." Daiyan lantas menggendong Mawar, membawanya berbaring di kamar. Dia lantas duduk di samping Mawar dengan resah sembari memegang jemari istrinya yang kini terasa dingin, seperti balok es. "Ini semua karena Aries. Awas kamu bila pulang! Kamu membuat Mawar jadi begini. Aku pastikan tulangmu akan patah semua!" Sorot mata Daiyan dipenuhi oleh kobaran api yang siap membakar siapa saja yang melihatnya. Aries rupanya bersembunyi untuk menikah dengan Orion. Pernikahan mereka pasti akan mengguncang seluruh keluarga.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN