Eps. 2 Target Yang Tidak Terduga

1027 Kata
"Aku? Kenapa harus membatalkan pernikahan dengan Lila?" protes Aries tegas mendapatkan larangan keras dari Orion. Mata Orion terlihat gelisah dan tidak tenang menatap Aries. Bagaimana dia bisa menjelaskan itu pada sepupunya? Bila dia ungkap keburukan Lila, apakah itu bisa membantunya? Bisa menyadarkan Aries? Orion mengikis jarak lebih dekat lagi dengan Aries. "Kamu tahu Lila adalah kekasih Alex." Orion berusaha menjelaskan mungkin saja sepupunya ini tidak tahu tentang hal itu. Bila dia jelaskan ini akan membantunya, meski tidak yakin juga. "Mereka sudah putus. Apa salah sekarang bila Lila berhubungan denganku?" Orion semakin geram saja rasanya menghadapi Aries yang bebal dan keras kepala. Kenapa tetap tidak mau mendengarnya? Dia sampai bingung bagaimana menjelaskan agar pria di depannya ini bisa mengerti. Orion mengalungkan tangannya pada leher Aries. Hal seperti ini sering mereka lakukan. Orion biasa bermanja pada pria itu sebagai saudara sepupu. Bahkan yang lain bisa bilang kedekatan mereka sebagai saudara sepupu tidak wajar, tapi mereka tidak mendengarkan ucapan itu. "Nggak boleh. Kamu nggak boleh menikah sebelum aku menikah," bisik Orion di telinga Aries. Aries memeluk Orion dan mencondongkan tubuhnya untuk bisa menjangkau telinga Orion. "Itu artinya kamu bisa segera menikah setelah ini bila mau." Aries Cyrus Abrizam, pria yang merupakan saudara sepupu Orion dan seharusnya dipanggil uncle ini lahir 31 tahun yang lalu. Pemilik sebuah restoran ini sebelumnya sudah berjanji tidak akan menikah sebelum Orion menikah. Tapi tidak tahu kenapa sekarang semuanya berubah? Kenapa pula pria itu mengingkari janjinya? Bisa dibilang hubungan mereka sendiri rumit selama ini. Kemana-mana terlihat mereka berdua sering jalan bersama. Bahkan kedekatan mereka terlihat lebih dari sekadar paman dan keponakan. Tapi tidak ada apapun di antara mereka berdua. "Nggak. Aku belum menemukan pria yang pas untukku. Bagaimana aku bisa menikah? Kamu harus batalkan pernikahan ini," imbuh Orion terus berkeras. "Apakah hanya itu alasanmu melarangku menikah dengan Lila?" Aries mencoba menatap lebih dalam ke mata Orion, mencari sesuatu yang tidak dia ketahui. Orion membeku dengan pertanyaan Aries. Dia semakin bingung menjelaskan. Hatinya kini sudah perih mendengar berita tak terduga ini. Dia juga semakin bingung bagaimana menjelaskan rasa sakitnya pada Aries. Bisakah pria itu memahaminya nanti? Karena Orion diam, maka Aries pun curiga kedatangan sepupunya kemari bukan hanya sebagai wedding fotografer saja, tapi sebagai wanita bayaran untuk menghancurkan pernikahannya. Aries tentu tahu profesi lain dari Orion yang merupakan pelakor bayaran. "Apa kamu kemari karena dibayar Alex?" Orion semakin tersudut rasanya untuk membela diri. Tapi tidak mungkin dia membeberkan itu pada Aries. Orderan dari klien bersifat privasi. Dia sendiri tidak tahu kenapa dia posesif pada Aries yang jelas-jelas adalah sepupunya? Dia tidak bisa menjelaskan itu! "Bukan. Aku nggak suka kamu menikah dengan Lila. Sekarang saja dia berselingkuh denganmu. Lantas setelah menikah tidakkah kamu takut dia akan berselingkuh lagi dengan yang lain?" Aries terlihat kecewa dengan jawaban yang diberikan Orion. Adakah jawaban lain yang mampu meyakinkan hatinya dan mampu merubah pendiriannya? Nyatanya yang diharapkannya tak ada! "Itu masalahku. Kamu nggak perlu ikut memikirkan masalahku." "Nggak bisa. Kamu nggak boleh menikah dengan Lila. Aku nggak rela!" Muka Orion merah padam. "Kenapa?" Aries memegang pucuk dagu Orion dan menariknya mendekat, meniupkan napas pada wajah Orion. "Aries! Kamu dimana?" Terdengar suara lantang Lila memanggil dari kejauhan. Aries pun mengurai pelukan Orion sebelum Lila sampai. Terdengar suara derap langkah kaki yang semakin mendekat ke arah toilet. Aries memberikan tatapan terakhir penuh makna yang tidak terdibaca sebelum meninggalkan Orion pergi. Hati Orion hancur melihat punggung lebar Aries yang berlalu menjauh darinya. Dia pun langsung masuk ke toilet dengan cepat. *** "Apa kamu sudah siap?" Lila bertanya karena sudah berpose lama, namun Orion belum mengambil foto. "Sebentar." Orion sudah 10 menit berlalu namun tetap belum mengambil foto pre-wedding, padahal semua perlatan sudah siap. Sengaja dia mengulur waktu. Dia sendiri yang belum siap mengambil foto Aries bersama Lala. Orion pura-pura menyibukkan diri dengan menata peralatan yang sudah siap. Aries melihat itu. Tentu dia tahu Orion hanya mengulur waktu saja. Dia tahu seperti apa kinerja Orion yang cekatan. Biasanya sepupunya ini akan cepat mengambil foto, bukan pura-pura sibuk begini. 'Orion, kamu pasti sengaja.' Tiba-tiba saja Aries yang tidak sabar maju menghampiri Orion. Dia memegang tripod di depan Orion. "Apa yang kamu lakukan? Kenapa mengulur waktu? Tidakkah kamu tahu, kami membayarmu?" "Bagaimana aku bisa memotret bila aku nggak setuju? Bagaimana bila carikan pria lain untuk berfoto dengan Lila? Aku akan langsung memotretnya." Keduanya kemudian terus bicara dengan Aries yang mencoba membetulkan peralatan Orion yang sekiranya sudah pas. Dari kejauhan sana Lila memerhatikan mereka berdua. "Kenapa Aries membantu Orion? Bukankah Orion nggak perlu bantuannya?" lirihnya merasa aneh saja meski tidak tahu apa yang diobrolkan mereka berdua. Tak lama kemudian Aries kembali ke sisi Lila. Entah apa yang diucapkan pria itu hingga Orion yang malas memotret, kini sudah mengangkat kamera dan membuka lensa, membidik ke arah Aries dan Lila. 'Aries sialan! Bisa-bisanya dia mengancamku akan melaporkan side jobku pada ibu.' Tadi Aries mengancam Orion bila tidak segera memotret maka dia akan membeberkan rahasianya menjadi pelakor bayaran pada ibunya yang belum tahu akan hal ini. Dan Orion tidak mau keluarganya mengetahui itu, terpaksa dia pun tunduk. "Ya, berpose begitu. Genggam tangannya erat," ucap Orion memberikan arahan meski jauh dalam lubuk hatinya sana bergejolak. Dia tidak suka melihat kedekatan mereka berdua. Apalagi melihat mereka bergenggaman tangan. Aries juga menatap mesra Lila. Panas hatinya! Orion pun mencoba untuk bersikap profesional dan fokus pada pekerjaannya kali ini meski hatinya carut-marut. Dia selesaikan tugasnya dengan cepat. Selesai memotret, dia pun segera membereskan peralatannya. Lila kemudian datang menghampiri Orion. "Kapan fotonya akan jadi?" "Entah, masih banyak pekerjaan yang harus ku selesaikan." Padahal Orion malas saja mengerjakan foto ini. "Kalau bisa nggak sampai seminggu fotonya sudah jadi. Aku mau menyerahkannya pada desainer undangan." Orion membeku, dalam hati mengumpat keras dan ingin menghapus saja semua foto Lila bersama Aries rasanya. Lila tidak pantas bersanding dengan Aries. "Aku akan usahakan foto jadi lebih cepat dari itu. Nanti bila sudah selesai aku akan kirimkan foto itu pada Aries. Kamu bisa tanya padanya." Lila hanya mengangguk saja merespons. Menurutnya tidak masalah dan sama saja bila foto itu diberikan pada Aries atau dirinya. "Oh, ya, apa kamu tidak tahu beberapa waktu yang lalu Aries pergi kencan dengan seorang wanita?" "Aries, pergi dengan wanita lain?" Lila tekejut dengan sorot mata berkobar mendengar itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN