"Alshad... Umi mau kamu minta maaf secara pribadi ke Tante Riana dan juga Regina."
Pagi itu, saat menikmati sarapannya, Alshad langsung mendongak. Menghentikan kunyahan di mulutnya, pria itu menatap lekat ke arah sang ibu. Tanpa perlu dijelaskan, ekspresinya seperti orang yang penuh tanya.
"Minta maaf? Untuk apa, Umi?"
"Tentu saja untuk sikap dan jawabanmu yang Umi anggap kurang sopan."
Alshad berdecak lalu tertawa masam. Baru kali ini memberikan penegasan dianggap tidak sopan. Lagi pun, lebih tidak sopan mana, main jodoh menjodohkan tanpa bertanya lebih dulu?
"Nggak... Alshad nggak akan minta maaf. Alshad yakin nggak sedikit pun berbuat salah. Lagi pula, apa yang salah kalau menolak sesuatu yang nggak sejalan dengan hati dan pikiran kita?"
Zalwa tahu kalau sang putra memang tipikal
