Bab 69 Pertarungan Terakhir

1285 Kata

Pintu kaca berlapis sensor biometrik itu sudah tak berarti. Aidan hanya perlu waktu lima belas detik untuk membekukannya, memutus koneksi alarm, dan menggesernya sedikit demi sedikit. Tak ada suara. Tak ada cahaya. Hanya dingin yang menusuk tulang. Langkahnya menyatu dengan gelap. Tangannya menggenggam benda logam panjang—pisau tempur yang dulu digunakan ayahnya untuk bertahan di pengasingan. Di balik lorong, suara langkah kaki terdengar. Tunggal. Tegas. Tidak panik, tapi penuh siaga. Aidan berhenti. Siluet tinggi tegap muncul dari bayangan ruang tengah. Lampu taman menyinari sebagian wajah itu. Aidan mengenalnya. Bram. Pria itu berdiri di depan tangga menuju lantai atas. Tempat kamar Aruna berada. Di tangannya tergantung pistol Glock, tapi belum teracung. “Aku harap ini bukan s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN