Setelah dari rumah sakit, Althea diantar kembali ke villa, sedangkan Ridley pria itu pergi ke cabang perusahaan Dominic Grup.
"Althea, Bibi akan menjelaskan apa tugasmu di kediaman ini." Grace berdiri di depan Althea. "Kau akan mengurus semua hal yang berhubungan dengan Tuan Savero. Mulai dari Tuan Savero membuka mata sampai menutup mata.
Tuan Savero akan bangun di pukul setengah enam pagi. Kau harus bangun lebih dahulu untuk mengurus pakaian dan sarapannya.
Kemudian di malam hari Tuan Savero akan lembur, kau harus membuatkannya kopi. Juga kau harus menyiapkan pakaian untuk di malam hari.
Tuan Savero tidak akan setiap hari pulang ke rumah, saat Tuan Savero tidak ada kau bisa melakukan pekerjaan lain."
"Aku mengerti, Bibi."
"Baiklah, kalau begitu pergilah ke kamanr Tuan Savero untuk merapikan kamarnya."
"Ya, Bibi."
Althea pergi ke kamar Savero, kamar yang semalam ia tempati. Althea mulai melakukan pekerjaannya dari ranjang di kamar itu. Ia mengganti sprei dan merapikan tempat tidur itu.
Wanita itu kemudian membersihkan kamar Savero, dan terakhir ia mencuci pakaian Savero dengan tangannya. Apa yang dikerjakan oleh Althea saat ini sudah biasa ia kerjakan, selama menikah dengan Enrique segala hal tentang pria itu, ia mengurusnya sendiri. Sekarang ia melakukan hal yang sama dengan pria yang berbeda.
Setelah selesai melakukan pekerjaannya, Althea beristirahat untuk makan siang.
Ridley datang mendekati Althea. "Nyonya, barang-barang Anda telah diantar ke kamar Anda."
"Terima kasih."
"Ya, Nyonya." Ridley kemudian undur diri.
Althea pergi ke kamarnya, wanita itu melihat barisan koper yang tersusun rapi. Sepertinya semua barang-barangnya di kamar telah dikirim ke sini.
Althea membuka satu per satu koper, ada banyak gaun dan perhiasan di sana. Wanita itu menutup kembali koper-koper berisi gaun-gaun pesta dan perhiasan. Ia mungkin tidak akan pernah memakai mereka lagi. Setelah ini tidak akan ada pesta atau perjamuan yang akan ia hadiri.
Althea mengeluarkan ponselnya. Ia menghubungi Enrique.
"Kirim orang untuk mengambil kembali gaun-gaun dan perhiasan. Aku tidak membutuhkan mereka semua."
"Barang-barang itu milikmu, Thea."
"Aku tidak membutuhkannya, ambil kembali."
"Baiklah, aku akan mengirim orang untuk mengambilnya kembali."
Althea hendak menutup panggilan itu, tapi Enrique segera berkata. "Jangan tutup panggilannya dulu."
"Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan."
"Apakah Tuan Savero memperlakukanmu dengan baik?"
"Apakah menurutmu seorang pria yang memiliki kebencian yang mendalam padaku akan memperlakukanku dengan baik?"
"Althea, maafkan aku."
"Tidak perlu meminta maaf, aku memiliki banyak utang padamu, jadi aku memang harus membayarmu kembali."
"Thea, bukan seperti itu."
"Mari tidak perlu membahas mengenai hal ini. Di masa depan kita hanya akan menjadi orang asing." Berbohong jika Althea tidak sakit hati dengan apa yang dilakukan oleh Enrique terhadapnya, tapi ia tidak ingin membenci Enrique karena Enrique telah begitu banyak membantunya.
Ia juga mengerti kesulitan yang dirasakan oleh Enrique, jadi ia hanya bisa menerima semuanya.
"Thea, aku benar-benar minta maaf." Enrique mengatakannya dengan penuh penyesalan.
"Aku tutup panggilannya." Althea kemudian menutup panggilan itu.
Althea menarik napas lalu menghembuskannya. Wanita itu masih merasa sesak. Beberapa saat kemudian ia mulai membereskan barang-barang pribadinya.
Ia hanya mengambil beberapa potong gaun tidur dan pakaian sehari-hari.
Sebagai istri Enrique, ia selalu menjaga penampilannya agar terlihat anggun dan elegan, jadi ia hanya menggunakan dress yang sopan untuk kesehariannya. Meski terlihat sopan, tapi semua pakaiannya mahal dan bergaya.
**
"Kenakan gaun itu, kau akan pergi menemaniku ke pesta." Savero bicara dengan suara dingin.
Di atas meja di kamar Savero, terdapat gaun, sepatu dan set perhiasan.
Althea diam sejenak, lalu kemudian wanita itu bicara. "Saya hanya seorang pelayan, tidak pantas untuk datang ke pesta."
"Kau tidak perlu mengatakan apapun! Kau hanya perlu mengikuti semua perintahku."
Althea lupa, dia sudah dibeli dengan sangat mahal. Ia hanyalah hewan peliharaan yang harus mengikuti semua ucapan tuannya.
"Saya mengerti."
Althea kemudian membawa pakaian dan set perhiasan itu ke kamarnya. Ia segera merias wajahnya, mengganti pakaiannya. Althea sudah terbiasa melakukannya sendiri bahkan meski ia memiliki banyak pelayan sekali pun di kediaman Enrique.
Satu jam kemudian Althea telah selesai bersiap. Wanita itu mengenakan gaun berwarna silver dengan bagian belakang yang terbuka. Rambutnya yang bergelombang disanggul dengan rapi hingga memperlihatkan tulang selangkanya yang indah.
Ia juga mengenakan satu set perhiasan yang akan membuat semua wanita iri terhadapnya.
Pintu kamar Althea diketik, yang masuk adalah Grace. Wanita paruh baya itu terpana sejenak saat ia melihat penampilan Althea.
"Althea, kau sangat cantik." Grace tidak bisa tidak memuji Althea.
Ia telah melihat banyak wanita cantik seumur hidupnya, tapi menurutnya Althea adalah kecantikan yang langka. Saat ini Althea terlihat seperti seorang dewi dari dunia dongeng.
Althea tersenyum kecil. "Bibi terlalu memuji."
"Tidak, kau benar-benar cantik." Grace bukan sedang ingin menjilat Althea, ia benar-benar kagum pada penampilan Althea. "Ah, ya, Bibi hampir saja lupa. Tuan Savero menunggumu."
"Baik, Bibi." Althea kemudian meninggalkan pavilion pelayan. Ia pergi ke bangunan utama. Di dekat pintu utama, Savero tengah menjawab panggilan.
Pria itu kemudian menyadari kedatangan Althea. Ia tidak akan terpana oleh kecantikan Althea, karena kecantikan itulah yang digunakan oleh Althea untuk merayu Enrique.
"Dengan penampilan ini tidak akan ada yang menyangka bahwa kau hanyalah seorang pelayan, Althea."
Nada merendahkan itu tidak membuat hati Althea terluka. Wanita itu hanya diam saja.
Savero kemudian melangkah keluar dari bangunan utama kediamannya diikuti oleh Althea. Mereka memasuki mobil hitam Savero.
Setengah jam kemudian mereka sampai di depan sebuah hotel mewah. Ridley segera keluar, pria itu membukakan pintu untuk Savero dan juga Althea.
Pria dan wanita yang memiliki aura berbeda itu berjalan bersama. Savero tampak seperti pangeran dari neraka, sementara Althea seperti dewi yang turun dari langit.
Pintu aula itu terbuka. Savero dan Althea melangkah di atas karpet merah. Beberapa pasang mata langsung terarah pada keduanya.
Beberapa orang yang mengenali Althea mengerutkan kening mereka. Kenapa malam ini Althea datang dengan pria lain bukannya dengan Enrique seperti biasanya. Mereka kini mulai berbisik-bisik, menerka-nerka apa hubungan Althea dengan pria asing yang bersamanya.
"Selamat datang di acara ini, Tuan Savero." Julian -pemilik acara menyapa Savero dengan hormat. Usia Savero berada jauh di bawah Julian, tapi karena kekuasaan yang dimiliki oleh Savero, Julian yang lebih tua segan terhadap Savero yang lebih muda.
"Ya, Tuan Julian."
Julian beralih pada Althea, pria itu saling mengenal dengan Enrique, jadi ia jelas tahu bahwa Althea adalah istri Enrique. Akan tetapi, malam ini ia bertanya-tanya kenapa Althea datang bersama Savero, bukannya Enrique.
Namun, alih-alih bertanya, Julian lebih memilih untuk membawa Savero dan memperkenalkannya pada beberapa tamu pentingnya.
Althea merasa sangat tidak nyaman, ia sangat peka pada sekelilingnya. Ia tahu bahwa saat ini beberapa tamu undangan sedang membicarakannya.
"Nyonya Althea ini benar-benar sesuatu. Ia tahu bahwa Tuan Enrique akan segera jatuh, jadi ia segera memeluk paha pria kaya lain. Dan dia memiliki mata yang sangat tajam, ia memilih penerus keluarga Dominic dari ibu kota. Dia menggunakan wajah cantiknya dengan sangat baik." Seorang pria bicara tepat di belakang Althea.
"Dia tidak ada bedanya dengan p*****r!" Kali ini yang bicara adalah seorang wanita.
"Latar belakangnya hanyalah yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan. Dia merayu Tuan Enrique untuk menjadi nyonya muda dari keluarga kaya, setelah Tuan Enrique akan jatuh, dia meninggalkannya begitu saja dan merayu pria kaya lain. Wanita ini benar-benar tidak tahu malu, dia bahkan berani datang ke pesta di mana orang-orang mengenalinya sebagai istri Tuan Enrique."
Althea mendengarkan semuanya, hatinya sakit, tapi ia memilih untuk tidak melakukan pembelaan. Ia bukan siapa-siapa, jadi tidak apa-apa jika ada orang yang menilainya buruk. Jika ia mengatakan yang sebenarnya, maka reputasi Enrique yang akan rusak.
Savero juga mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang-orang itu pada Althea. Pria itu tidak peduli sedikit pun. Ini adalah alasan ia membawa Althea ke pesta. Savero ingin menjadikan Althea sebagai bahan perbincangan orang lain.
Di pintu masuk, Enrique melangkah sendirian. Pria itu juga diundang, jadi ia datang karena masih harus menjalin hubungan dengan beberapa orang agar bisa mendapatkan dukungan.
Langkah kaki Enrique terhenti saat ia melihat Althea berdiri di sebelah Savero. Hatinya seperti ditusuk pisau tak kasat mata sekarang.
Savero mengangkat tangannya, ia kemudian mencengkram pinggang Althea dengan kuat, tatapannnya kini terarah pada Enrique.
Tatapan beberapa tamu di sana mengarah pada Savero dan Enrique bergantian. Mereka seperti sedang mendapatkan tontonan gratis.
Enrique mana mungkin bisa tahan dalam situasi ini. Pria itu berbalik lalu kemudian meninggalkan pesta.
Savero tersenyum mengejek. "Mantan suamimu benar-benar pengecut, Althea."
Althea tidak menyahuti kata-kata Savero, jika ia berada di posisi Enrique, ia juga mungkin akan berbalik dan pergi.
tbc