Damian melipat ke dua tangan ke atas dadanya. Laki-laki tampan dengan garis rahangnya yang keras itu saat ini tengah berdiri tepat disamping ranjang sang adik.
Adik?!
Tampaknya sebutan itu harus segera Damian ganti secepatnya. Sebentar lagi mereka akan menikah– tidak! Lebih dari itu, seumur hidupnya ia tak pernah menganggap Amelia seorang adik. Dimatanya Amelia adalah seorang wanita yang pantas untuk dicintai. Sosok yang membuatnya menggila, dengan menghapuskan segala norma. Ada atau tidaknya darah Wijaya di dalam diri wanita itu tak akan memundurkan langkah Damian untuk meminang sang wanita. Namun siapa sangka– Tuhan ternyata merestui cinta suci mereka. Mengungkap tabir yang mungkin akan disembunyikan Papinya untuk sampai akhir hayat.
Keparat!!
Seandainya Damian tahu lebih dulu, ia
