Arleta mungkin bukan wanita yang melahirkan Amelia. Ia tidak memiliki keterikatan DNA hingga menjadikan anak perempuannya sebagai anak kandung. Tapi itu semua tak menjadikan mereka berbeda. Ribuan hari keduanya lalui bersamaan. Ikatan batin mereka terbentuk erat walau tak ada setetes darahnya yang mengalir ditubuh sang putri. Lihatlah.. Keresahan hatinya ternyata bukan hanya rasa tidak rela putrinya bersenang-senang tanpa dirinya. Sebagai ibu yang merawat Amelia sejak bayi merah, ia diberikan peringatan oleh Tuhan, namun dirinya tak berhasil menahan kepergian anak-anaknya. “Harusnya tadi Mami keukeuh buat nahan mereka, Pi.” Penyesalan memang selalu datang di akhir. Ia tidak pernah menyapa di awal. “Mereka..” Arleta tak kuasa melanjutkannya. Putra dan putrinya sedang bertaruh nyawa di dal