“Daddy! Help me!” Darian mengulurkan tangan kecilnya, meminta bantuan agar Damian membantu pria kecil itu untuk menuruni mobil. Sedangkan saudara kembarnya yang mandiri, sudah lebih dulu melompat, turun dari pintu yang berlainan. “Ian manja. Liat, Eden sudah lari, masuk ke rumah.” Damian menurunkan tubuh si bungsu, yang sebentar lagi posisinya akan digantikan oleh adiknya. “Eden, Kakak. Ian adik!” Sahut Darian, tidak terima. Pria kecil yang gagal menahan air seninya itu, tak mau kalah. Ia tidak suka jika Aiden lebih diagung-agungkan. “Inget ya, Daddy, Ian adik!” Ulangnya, lalu melarikan diri. Damian berdecap. Ada saja jawabannya ketika diberitahu. Terkadang Damian heran sendiri. Ia yang bekerja siang dan malam untuk membuat adonan, tetapi mengapa sifat istrinya masih ada yang menuru
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari