“Kamu mau bawa cucuku kemana? Kenapa membawa tas besar? Apa isi tas itu?” Secepat kilat kepala nanny Rion memutar. Sepasang mata wanita itu terbuka lebih lebar. Melihat sang nyonya besar sedang berjalan menuruni anak tangga, jantung pengasuh Rion jungkir balik. Wanita itu mengeratkan rengkuhan tangan di tubuh sang tuan muda ketika merasakan tangannya bergetar. Mengedip beberapa kali, kening pengasuh Rion mulai berlipat. Wanita tersebut menelan ludah susah payah melihat langkah kaki sang nyonya besar semakin mendekat. Apa yang harus dia katakan? “Mau kemana? Kenapa membawa tas besar?” Fransisca mengulang pertanyaannya. “Nyo-nyonya … tangan Nyonya.” Kedua mata nanny Rion kembali terbuka lebih lebar begitu melihat darah menetes dari tangan kanan Fransisca. “Grandma berdarah seperti Rion?