“Bagaimana kalau ternyata bayi itu milik Geraldo?” Alfonso mengulang pertanyaannya. Pria itu masih menghadang langkah kaki Lethicia yang sudah berniat untuk pergi. Alfonso menatap dalam Lethicia. Beberapa saat hening ketika dua orang yang berdiri berhadapan tersebut sama-sama saling diam. Keduanya hanya saling mengadu tatapan, hingga akhirnya sepasang bibir Lethicia yang semula tertutup—perlahan terbelah. “Itu … tidak mungkin.” “Kamu—” “Berhenti bicara. Aku harus pergi. Urus istrimu.” Lethicia meninggalkan tatapan tajam sebelum kedua kakinya berayun—melangkah menuju tangga yang akan membawanya ke lantai dua. Kedua tangan wanita itu sudah terkepal. Lethicia merasa ingin segera mengayunkan kedua kepalan tangannya. Dia harus melampiaskan emosinya agar tidak gila. Tiba di ujung bawah tangg