Sekarang semua siswa yang lolos dalam babak sebelumnya sudah berkumpul di depan hutan terlarang untuk menghadapi babak semifinal.
Siswa yang lolos babak penyisihan mencapai kurang lebih 1000 siswa, dan hutan terlarang sangat besar dan berbahaya. Jadi kemungkinan mendapatkan gulungan itu bagaikan 1 banding 1000.
Sangat sulit.
"Silakan kalian semua mulai tugasnya!" perintah juri dan semua siswa berbondong-bondong lari memasuki hutan terlarang itu.
Hah ... ini bakal sia-sia saja kalau kita tidak tau letak pasti gulungan itu. Masalahnya hutan ini luasnya bahkan tidak bisa kalian bayangkan.
Brenda memilih diam sejenak, berpikir mencari cara yang efektif untuk menemukan gulungan kecil itu di hutan sebesar ini.
Merasa buntu gadis itu berjongkok mengacak rambutnya frustasi. "Aku sage tapi ginian aja gak bisa, benar-benar memalukan!" monolog Brenda kesal dan malu sendiri.
Namun Brenda tidak mau menyerah begitu saja, gadis itu memejamkan matanya kembali memaksa otaknya untuk berpikir dan ....
"IYA KENAPA AKU BISA LUPA!!" pekik Brenda senang bukan main karena mendapatkan ide brilian, untung dirinya sendirian jadi suaranya tidak di dengar orang lain.
Brenda berdiri tegak, kemudian mulai fokus menggabungkan elemen tanah dan angin nya dan dalam sekejap mata semua isi di hutan ini sudah ada dalam pikirannya.
Ini sebenarnya licik karena yang bisa melakukannya cuma sage, tapi apa boleh buat, bukankah tidak ada larangan nya jadi Brenda bebas menggunakan cara apapun.
Brenda mulai fokus mencari gulungan kecil itu dan tak butuh waktu lama ia mendapatkannya. Ia melihat ada 3 gulungan di hutan ini, sepertinya salah satunya sudah diambil oleh peserta lain. Brenda harus bergerak cepat sebelum gulungan yang lain diambil lagi.
Dia menggunakan elemen angin untuk terbang agar cepat sampai salah satu gulungan terdekat. Namun....
BRAK!
"Ah!" pekik Brenda nyaring.
Karena tidak sigap tubuhnya terhempas kuat menabrak ke salah satu pohon, ternyata akar pohon itu menjerat kakinya dan menghempaskanya keras.
Brenda mencoba berdiri namun tubuhnya langsung dililit akar pohon itu dan semakin lama lilitanya semakin erat. Brenda merasa sangat sesak.
Dengan cepat Brenda mengeluarkan elemen api di seluruh tubuhnya sehingga akar yang melilitnya tadi langsung hangus tak tersisa. Brenda buru-buru berdiri lalu menghentikan kobaran api dalam tubuhnya itu.
"Aishh pohon nya kok pake idup segala sih!!" kesal Brenda menggerutu, untung dirinya punya semua elemen sehingga dirinya bisa lolos tadi. Jadi ini adalah keuntungan sage yang tidak dimiliki siapapun yaitu menguasai semua elemen.
Brenda langsung berlari menuju gulungan itu kembali, ia tidak bisa menyia-nyiakan waktu. Namun saat hampir sampai mata nya tidak sengaja melihat seekor kelinci yang terjerat. Brenda yang kasihan pun mendekati kelinci itu untuk membantunya. Namun saat Brenda di dekat kelinci tersebut tiba-tiba kelinci itu mencakar lengan nya sampai berdarah bahkan bajunya sampai sobek, tentu saja Brenda kaget bukan main.
Gadis itu melihat kalau kelici tersebut memiliki cakar yang sangat tajam dan panjang, mata kelinci itu pun mengeluarkan sinar merah darah. Itu pasti monster!
'Lah bodoh banget aku, kan ini di hutan terlarang." Batinnya baru ingat tempatnya ini.
Brenda menghindar dari kelinci yang masih mencoba menyerangnya, lalu memerangkap kelinci tersebut dengan elemen tanah nya.
Dan Brenda berlari meninggalkanya. Ia tidak tega sampai membunuh binatang apalagi selucu kelinci itu meski sudah pasti itu binatang jadi-jadian.
Dan akhirnya Brenda sampai di tempat tujuannya, ia melihat ada sebuah gulungan kecil berwarna merah tersangkut di atas dahan pohon.
Brenda terbang mengambilnya lalu setelah mendapatkannya dirinya langsung berlari keluar hutan, ia harus bergerak cepat sebelum ada yang merebutnya, namun sialnya di tengah perjalanan dirinya harus bertemu dengan siswa lain, entahlah Brenda tidak kenal yang pasti dia cowok tampan. Aish ... pikiranya konslet lagi.
"Serahkan gulungan itu padaku." Ujarnya dingin.
Brenda melotot kesal. "Enak aja yang dapat aku kenapa harus ku kasih padamu!" ketus Brenda tidak ramah. Lelaki itu tampan sih, tapi nyebelin jadi Brenda bakal mencoretnya dari daftar list cogan nya.
"Serahin atau kamu bakal nyesel, apa kamu tau aku itu setingkat necromancer. Dan kamu hanya magician, kamu mau mati konyol." Ejeknya sarkas.
Brenda geram, dasar sok. "Kamu pikir aku takut." Tantang Brenda kesal.
Dan beberapa detik setelahnya.
WUSH.
Brenda langsung terhempas karena tidak siap, ternyata lelaki ini pengendali angin. Dan tiba-tiba gulungan yang ada di tangan nya tertarik dan diambil paksa oleh lelaki tersebut.
"Sudah ku ingatkan dari awal, tapi kamu tetap ngeyel, sih." Sindirnya sombong menatap Brenda yang masih tergeletak di tanah.
Brenda bangun tapi tiba-tiba ada badai angin dan Brenda tertarik kedalamnya.
"AAAA!!!" pekiknya antara kaget dan tidak siap.
Lelaki itu langsung terkekeh merasa menang. "Kamu bakal habis!" sombongnya.
Brenda merasa pusing sekali karena dirinya terus berputar kencang di dalam pusaran badai ini. Brenda mencoba tenang dan memikirkan jalan keluar.
"Air..." gumamnya tersenyum.
Dan setelahnya Brenda sudah terbebas dari pusaran badai itu karena dirinya menggunakan kekuatan air, sekarang Brenda sedang terbang dengan bantuan air di ke dua tanganya.
Laki-laki itu tampak syok parah, dia mundur selangkah.
"Takut, hm." Kata Brenda mencemooh balik.
BYUR!
Brenda menyerang lelaki itu dengan air yang sangat besar dan kuat. Lelaki itu seketika terpelanting jatuh dan menabrak pohon sampai pohon itu patah.
Iyuhhh, pasti sakit. Brenda turun dan berlari ke arah lelaki itu, namun ternyata lelaki itu belum mau menyerah dia berusaha bangkit meski tertatih.
"Belum kapok ya." Ucap Brenda menghela napas capek.
Lelaki itu menatap tajam Brenda. "Siapa kamu, bagaimana sekelas magician punya kekuatan sebesar itu?!" kata nya kaget dan tak percaya.
Brenda menggendik. "Kepo," sahutnya santai.
Lelaki itu menatap marah Brenda, sepertinya pertarungan sesungguhnya akan segera dimulai.
Dan benar saja tak lama kemudian lelaki itu menumbangkan pohon di belakang Brenda, tapi dengan sigap Brenda menahan pohon itu dengan kekuatan angin nya juga.
"Ba-bagaimana bisa kamu mengusai 2 elemen sekaligus?!" syok lelaki itu sangat terguncang.
Brenda menggendik lagi. "Kepo lagi." Jawabnya enteng.
Lelaki itu makin murka, mengeluarkan badai namun lebih besar daripada sebelumnya. Brenda yang tahu pun menghindar dan menyiram badai itu dengan elemen air nya dan badai itu langsung hilang dalam sekejap.
Seperti tidak mau kalah lelaki itu menerbangkan tanah di sekitar Brenda sehingga pandangan Brenda terhalang, dan lelaki itu langsung lari menjauhi Brenda.
Yah ... kabur, haha.
Brenda yang tidak bodoh pun tau, dia langsung mengeluarkan elemen tanahnya membuat pelindung di sekitarnya, lalu terbang mengejar lelaki itu.
Itu dia!
Brenda menemukanya. HA-HA katanya sekelas necromancer tapi kok cemen banget, entah ini efek kekuatan Brenda yang terlalu kuat atau lelaki itu yang memang terlalu lemah. Yang jelas Brenda dapat mengalahkannya dengan mudah.
Brenda menjerat kaki lelaki itu dengan tanah lalu melemparkanya ke pohon, dan dengan cepat mengambil gulungan merah yang di curi lelaki itu. Lelaki itu terus berontak tak terima.
Brenda yang jengah pun membuat jangkar di sekitar lelaki itu dengan tanah, sehingga seperti sedang di penjara.
"SIAPA KAU SEBENARNYA?!!" teriak lelaki itu dengan syok tercengang.
Brenda tersenyum manis lalu mendekatinya. "Kamu akan tau nanti." Jawab Brenda berbisik, lalu terbang meninggalkan lelaki itu yang sedang ketakutan setengah mati.
***
TBC.