Adi membawa Alina menuju ranjang, menjatuhkan tubuhnya di atasnya. Bahkan, ia menindih tubuh Alina. "Ini kan yang kamu inginkan?" tanyanya sambil mengelus rambut Alina dengan lembut, membuat Alina terlihat sangat senang. Suasana di kamar semakin memanas Adi merasa kesal ketika ponselnya berdering. Alina, yang masih berada di ranjang, berkata dengan nada ceria, "Lihat dulu, Om. Kali aja panggilan penting, bercumbunya kita tunda sebentar." Alina mengoceh sambil cekikikan. Adi mendengus kesal, lalu bangkit dari ranjang untuk mengambil ponselnya. Tertera di layar ponsel, kakek. Menunjukkan jika yang menelpon adalah Willy. Tanpa ragu, Adi mengangkat panggilan dari kakeknya. “Hallo kakek,” ucap Adi. “Almeer, cepatlah ke ruang makan. Kakek tidak mau makan malam sendiri,” ucap Willy. A

