Vanya yang duduk ngobrol bersama papa dan utinya tiba-tiba bangkit, menghampiri meja makan dan membantu Puspa. "Kak, timunnya taruh di sini, ya!" Puspa menggeser piring oval ke depan Vanya. Meski tanpa menjawab, gadis remaja itu melakukan apa yang dipinta Puspa. Bu Dewi dan Bram lega melihat perubahan itu. Semua butuh proses dan Bram harus bersabar untuk itu. Sekarang yang masih menjadi momok baginya adalah sikap Santi. Wanita itu merasa tindakannya benar. Selesai makan, mereka keluar vila dan jalan-jalan. Bu Dewi mengajak kedua cucunya dan Mak Siti untuk melangkah cepat, sengaja meninggalkan Bram dan Puspa berdua. "Puspa, duduk sini!" Bram merangkul istrinya untuk diajak duduk di bangku kayu. Puspa yang memakai sweater rajut, melipat tangan di depan d**a untuk meredam hawa dingin.