"Naina, ayo bangun. Mandi terus sekolah." Indah muncul di pintu kamar. Membuat Naina melepas pelukan papanya. "Naina mau mandi dulu, Pa." "Pulang sekolah nanti kembali ke rumah, ya," jawab Irwan. Indah menggandeng putrinya keluar kamar. Tidak mengindahkan ucapan suaminya. Tidak mungkin berdebat di depan anak mereka. Sekarang bukan hanya soal siapa yang dibela oleh Irwan, tapi tentang bagaimana pernikahan mereka setelah ini. Mengingat kejahatan Dikri pada Puspa, juga sikap Irwan yang sempat menuduh ayahnya. Irwan duduk di tepi pembaringan. Matanya sayu, kurang tidur setelah malam yang diisi dengan kegelisahan dan pikiran yang berkecamuk. "Ditunggu Naina untuk sarapan, Mas." Indah masuk kamar dan berkata dingin pada suaminya. Dia mengambil baju kotor tanpa memandang Irwan. "Aku juga ng