PERNIKAHAN - Gerimis dan Romantis Bu Maksum terduduk lemas di lantai. Dalam dekapan Dikri yang berusaha menenangkannya. "Kita sudah nggak memiliki apa-apa lagi, Dik," ucapnya di antara isak tangis. "Kalau itu cara untuk menebus kesalahan kita, biar saja, Ma. Kita bisa tinggal di rumah yang lain. Lebih kecil dan sederhana juga nggak apa-apa." Mereka masih memiliki rumah bangunan lama, milik nenek mereka dulu. "Atau kita bisa tinggal bersama Denik di Malang." "Kamu nggak kecewa dengan kekalahan ini?" Dikri menarik napas panjang. "Kecewa nggak seberapa. Karena papa sendiri yang menghancurkannya. Kalau aku kalah karena permasalahan lain, mungkin papa akan menyalahkanku. Papa yang keluar uang, yang memaksaku menjadi anggota dewan. Tapi papa sendiri yang akhirnya menghancurkan. Jadi untu