"Jujur aku bingung, setelah kamu menghilang, lalu kembali muncul dengan sikap yang sangat berbeda. Ada luka yang terlihat tapi aku nggak tahu itu apa. Kamu tahu, aku sibuk mencari-cari kesalahanku. Apa yang telah kulakukan hingga membuatmu pergi?" Kali ini Puspa tidak bisa menahan air matanya. Wanita itu menunduk dan menangis. "Kamu nggak salah. Maafkan aku." Mata Rayyan berembun. Dadanya sungguh sangat sesak. Sampai detik ini cintanya masih sama. "Puspa, aku pamit dulu ya. Mau ke Madiun. Besok pagi balik ke Kediri. Mungkin bulan depan aku sudah pindah ke Kediri." Rayyan bangkit dari duduknya. Begitu juga dengan Puspa. "Kalau kamu dan suamimu ke Kediri atau ke Surabaya, kita bisa ketemuan. Kamu masih punya nomer teleponku kan?" "Iya." Rayyan mengulurkan tangan dan menggenggam erat