Part 13

1020 Kata
Amara = Alexa, maaf telah lama membuatmu menunggu sejak tadi. Aku tengah membantu dosen fakultas merapikan berkas-berkasnya di ruang perpustakaan. Tadi aku berpapasan dengannya dan ia melihatku. Jadilah aku dipanggilnya dan dimintai untuk membantunya. Maaf karena aku tidak mengabarimu dan membuat kau khawatir. Alexa bernapas lega saat membaca pesan tersebut. Ternyata Amara tidak diculik. Ternyata temannya itu tengah membantu dosen fakultas merapikan berkasnya. Ya ampun, dasar Amara! Apakah ia tidak tahu bahwa Alexa sudah mencarinya kemana-mana? Dan ternyata malah anak itu sedang berada di perpustakaan merapikan berkas-berkas. Menyebalkan! Akhirnya, Alexa memutuskan untuk kembali ke gazebo kantin kampus kembali. Sebelum meminum cokelat panasnya. Alexa mengeluarkan sebuah buku yang isinya materi kuliah untuk pelajaran nanti. Saat ia tengah fokus membaca, tiba-tiba saja kepalanya merasakan panas saat secangkir cokelat panas yang ia taruh di meja tadi meluncur deras ke atas kepalanya. Byurrr! Cokelat panas itu meluncur deras di atas kepala Alexa. Sontak saja hal itu membuat Alexa refleks meringis kesakitan karena efek panas dari secangkir cokelat tersebut. “Arghhh...” ringis Alexa kepanasan. Alexa memegang kepalanya karena kesakitan. “Kau pantas mendapatkan ini!” ucap orang yang menuangkan secangkir cokelat panas tersebut ke atas kepala Alexa. Refleks, Alexa menengadahkan kepalanya ke atas dan melihat seorang mahasiswi yang pernah ia lihat melabraknya karena takut kalah saing sewaktu satu hari sebelum ospek dimulai. Ya, itu adalah seniornya. Flashback on. "Baiklah, mungkin hanya itu yang dapat saya sampaikan. Kurang lebihnya saya meminta maaf kepada kalian semua. Semoga kalian paham dengan apa yang saya katakan barusan. Jika ada pertanyaan seputar ospek ini, kalian bisa membuka sosial media kampus bergengsi kita. Tentu saja pihak kampus akan memposting seluruh jadwal beserta kegiatan yang akan dilakukan. Saya harap kalian mengerti dengan apa yang saya bicarakan. Semangat untuk osepknya dan terima kasih telah mendengarkan. Sekarang kalian bisa pergi." papar dosen pembimbing itu. Seluruh mahasiswa akhirnya meninggalkan gedung aula tersebut. Hingga Alexa yang tersisa seorang diri karena sedang merapikan buku di dalam tas ransel bermerek Gucci tersebut. Di saat Alexa sedang fokus merapikan bukunya untuk ia masukkan ke dalam tas tiba-tiba ketiga gadis yang bukan mahasiswa baru datang menghampiri Alexa. Tetapi Alexa belum menyadari keberadaan mereka hingga akhirnya salah satu dari mereka mengeluarkan suara membuat Alexa refleks menoleh kepadanya.  "Oh, jadi ini mahasiswi yang sedang banyak dibicarakan banyak mahasiswa di kampus ini?" Alexa menoleh ke arah samping dan melihat ketiga gadis yang ia yakini adalah senior di kampusnya tersebut karena sudah kelihatan dari cara berpakaian serta kebolehan mentalnya. Gadis yang memakai syal berwarna lilac yang posisinya di tengah diantara dua teman di sampingnya adalah gadis yang berbicara kepada Alexa. Alexa diam tidak membalas ucapan siswi tersebut. Alexa juga tidak mau terlalu percaya diri jika kriteria yang seniornya sebut itu adalah dirinya sendiri. "Seberapa banyak harta yang kau miliki? Sampai-sampai menjadikanmu perbincangan di kampus ini." "Aku tidak merasa banyak harta." "Jangan berdusta!" "Aku tidak berdusta. Harta yang kau sebut banyak itu adalah milik kedua orang tuaku. Bukan milikku." "Wah, hebat! Kau berani membalas perkataanku rupanya!" ketus mahasiswi tersebut. "Aneh, padahal kau sendiri yang bertanya kepadaku meminta untuk menjawabnya. Namun kenapa malah kau yang marah-marah tidak jelas?" balas Alexa membalikkan fakta. Terkadang ia merasa kesal dengan orang-orang yang berlagak pahlawan kejahatan. "Kau belum tahu ya rasanya berurusan dengan orang seperti diriku?"  Alexa menghela napasnya malas. Mimpi apa tadi malam dirinya bisa bertemu manusia macam senior seperti yang ada di depannya sekarang. "Kenapa kau diam? Kau takut padaku?" sinis senior tersebut. Kok ada ya manusia yang rasa percaya dirinya seperti dia? Entah lah, aku merasa malas berurusan dengannya. Alexa membatin. Bukannya takut jika ia tidak membalasnya. Alexa hanya memikirkan jikalau ia membalasnya pasti topik percakapan akan terus berlanjut dan membuang waktunya yang berharga. Mungkin seperti itu perspektif yang Alexa pikirkan. "Maka dari itu jika kau takut padaku, kau jangan menjadi pusat perhatian di kampus ini. Karena sebenarnya yang paling populer di kampus ini adalah aku bukan kau! Aku tak ingin kredibilitas yang sudah kubangun sejak lama tiba-tiba hilang dengan adanya kehadiranmu." Hening. Alexa lagi-lagi tidak menjawab ucapan tidak berbobot yang keluar dari mulut seniornya tersebut. Namun di dalam hatinya Alexa tetap menyumpah serapahi senior yang bisa dikatakan "kebelet hits" itu. Lah, memangnya apa yang aku katakan padanya? Seenaknya saja mengklaim bahwa diriku takut padanya!  Alexa tak habis pikir dengan jalan pikiran senior di depannya itu. "Awas saja jika kau sampai menjatuhkan kepopuleranku! Oh, ya dan juga jangan merasa dirimu cantik karena aku tidak menyukai itu," tukasnya lalu pergi dari ruang aula meninggalkan Alexa seorang diri, "ayo girls, kita pergi!" Sepeninggal mereka Alexa hanya bisa menggelengkan kepalanya berusaha untuk sabar menghadapi demit berwujud manusia tersebut. Ada-ada saja kelakuannya! Siapa juga yang mau mengambil kepopuleranmu? Di luar kampus kau dan aku juga masih lebih terkenal diriku dibandingkan kau. Cibir Alexa dalam hati. Ia tidak tahu saja jika keluarga Alexa dapat menyumpalnya dengan dolar.  Walaupun terkadang orang kaya kerap kali dihormati namun tak jarang juga banyak manusia yang iri hati. "Dasar iri hati!" Alexa memutar bola matanya malas. Flashback off. “Oh... Jadi, kau adalah senior iri hati itu?” kata Alexa tak suka. Namun di kepalanya ia masih merasakan panas. “Apa katamu? Iri hati? Kepadamu? Astaga, mengapa seleraku bisa turun kepadamu? Enak saja kalau bicara. Tentu saja tidak!” “Ada masalah apa denganku sampai-sampai kau berani menuangkan cokelat panas itu?” “Hah? Kau tanya mengala aku menuangkannya di kepalamu? Hei, apakah kau tidak berpikir jika tadi malam kau asik berduaan dengan pacarku Anthony. Dimana letak pikiranmu itu?!” tuduh senior siswi yang ternyata adalah pacar dari Anthony cowok yang mendekati Alexa malam tadi, “kalau gatal itu digaruk ya, Dek. Jangan dipelihara!” “Apa katamu, aku gatal pada pacarmu?Jelas-jelas pacarmu duluan yang menggoda aku. Kau menuduhku?” “Jangan berlindung di balik batu ya kau! Aku mengetahuinya walaupun malam itu sangat sepi namun sebenarnya aku berada di situ melihat kau bermesraan dengan pacarku!” senior itu masih saja keras kepala menuduh Alexa, “selain sok kecantikan ternyata kau suka gatal kepada  pacar orang ya?” Karena tersulut emosi kepada Alexa, senior tersebut memegang bahu Alexa ingin mendorongnya, namun tentu saja Alexa tidak diam saja. Ia pun ikut membalas perlakuan senior tersebut kepadanya. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN