Part 10

1149 Kata
Jadwal perkuliahan kembali di mulai. Hari ini Alexa mendapatkan jam mata kuliah di malam hari. Sebenarnya Alexa sangat malas jika kuliah pada malam hari begini. Tapi ya, mau bagaimana lagi. Ia harus menyimak materi di waktu malam tersebut. Tak berselang lama, akhirnya Alexa sudah selesai dengan mata kuliah malamnya. Amara sudah pulang terlebih dahulu. Kampus terlihat sangat sepi karena jadwal mata kuliah Alexa adalah jadwal terakhir. Alexa berjalan sendiri menapaki halaman kampus. Hingga tiba-tiba Alexa merasakan pundaknya ditepuk oleh seseorang dari belakang. “Hai, aku Anthony seorang senior yang menyukaimu sejak kau mendaftar di kampus ini, Alexa. Apa kau mengingatku?” ucap seorang kakak tingkatnya. “Tidak!” kata Alexa pura-pura tidak tahu, “mau apa kau?” “Aku mau dirimu.” “Kau gila?” “Ya benar, aku gila karenamu Alexa!” “Apa yang kau bicarakan?” “Aku benar-benar menyukaimu, Alexa. Kenapa kau tidak mengerti dengan apa yang aku bicarakan? Kau selalu menganggapku pria berhidung belang!” “Ya, itu benar! Kau adalah pria berhidung belang maka dari itu aku tak mau berhadapan dengan seorang pria seperti dirimu!” hardik Alexa tidak suka kepada senior kampusnya tersebut. “Tahu  “Nah, kan, kau malah mengakui hal itu sendiri? Apa kau tidak malu? Aku kerap melihat dirimu sedang menggoda wanita-wanita cantik di kampus!” “Oh, itu,” pria bernama Anthony itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal seperti sedang mengatur kata-kata, “ah, aku hanya iseng kepada gadis itu. Tentu saja wanita paling cantik di kampus ini adalah kau Alexa, kau tak ada duanya! Maka dari itu aku sangat tergila-gila padamu, Cantik!” Bukannya luluh, mendengar hal pengakuan Anthony malah membuat Alexa semakin yakin jika Anthony bukanlah pria baik-baik. Ia adalah seorang predator wanita cantik. Terlihat dari gayanya dan sikapnya yang berbeda saat berhadapan dengan seseorang yang terbilang good looking. Dasar tidak tahu diri! “Kau mau apa sih?!” “Aku mau dirimu, Alexa! Aku mencintaimu! Kenapa kau tidak percaya kepadaku? Aku sudah berulang kali mengatakannya!” “Dan aku tidak mencintaimu ataupun menyukaimu!” “Aku akan menunggu hingga kau mau denganku, Alexa!” “Tunggu saja sendirian, aku tidak akan  mau menunggumu!” “Coba sebutkan sifatku yang membuatmu tidak suka? Akan kuhilangkan demi mendapatkan cintamu, Alexa.” paksa Anthony yang membuat Alexa sangat risih. “Kau menyukaiku hanya karena aku cantik. Jika suatu saat nanti kau menemukan seseorang yang lebih cantik dariku, aku yakin kalau kau akan berpaling dariku,” kata Alexa realistis, “dan wanita  cantik tidak akan pernah habis.” “Ah, tidak, Alexa! Patut aku akui jika kau sangat cantik. Tapi tentu saja aku bisa menjaga hatiku untukmu seorang.” “Sudah, cukup! Aku tak mau omong kosongmu! Kumohon jangan ganggu aku, Kak. Aku ingin pergi ke gerbang depan kampus.” pinta Alexa memohon kepada Anthony. Namun bukannya pergi dari Alexa, Anthony malah semakin menjadi. Terlebih lagi hari sedang menunjukkan waktu malam hari dengan kondisi kampus yang terbilang sepi. Jadilah Anthony semakin menjadi. Ia memegang kedua bahu Alexa, dan menatapnya dalam-dalam seolah meminta Alexa untuk tidak pergi dari sana. Alexa merasa sangat risih. Ia berusaha untuk melepaskan tangan Anthony dengan sekuat tenaganya. “Lepaskan!” “Tidak mau, aku benar-benar tergila-gila padamu, Cantik! Kau mau kubayar berapa sih? Kenapa kau sangat cuek sekali? Berbeda dengan wanita lain yang kutemukan.” “Karena aku bukan w************n! Kau mengerti? Tidak semua wanita cantik itu adalah wanita yang murah!” “Ah, kau yakin? Buktinya banyak wanita cantik yang mau dibayar.” “Dan itu bukanlah aku!” Anthony tidak mengindahkan perkataan yang Alexa katakan. Ia malah semakin mendekati gadis itu membuat Alexa merasa sangat risih sekali. “Ayo, Sayang! Kemarilah untuk mendekat!” “Kau kurang ajar! Kau tidak bisa menghargai wanita, kau hanya memanfaatkan kecantikan untuk dijadikan pemuas hawa nafsumu. Dasar buaya darat!”  Mendengarnya, Anthony malah semakin dekat-dekat Alexa hingga tak tersisa jarak diantara mereka. Alexa menangis sejadi-jadinya, ia meminta pertolongan tetapi tidak ada yang menolong karena pada saat itu adalah jam mata kuliah terakhir dan tentu saja hal itu membuat suasana di sekitar kampus menjadi sepi dari jangkauan banyak orang. Security pun terlihat tidak ada di sekitar kampus tersebut yang membuat Alexa semakin takut. Alexa tahu bahwa body guardnya serta asistennya tidak akan masuk ke dalam halaman kampus karena Alexa sudah meminta mereka untuk menunggu dirinya di luar kampus, tidak di dalam kampus. Alexa terus memberontak namun cengkraman Anthony semakin kencang di kedua bahunya. “Kau jangan main-main padaku ya, Kak! Mentang-mentang kau senior di kampus ini dan terkenal kau tidak bisa memintaku untuk menjadi mainanmu. Aku bisa menghancurkan reputasimu!” “Oh, ya? Kalau begitu lakukan saja sebisamu aku tidak peduli dengan reputasi itu. Ayo sayang mendekatlah!” kata Anthony dengan suara berat yang membuat Alexa sangat takut jika terjadi apa-apa pada dirinya. Di saat yang demikian, Alexa bermunajat di dalam hatinya kepada Tuhan untuk melindungi dirinya dari serangan buaya darat berwujud manusia di kampus itu. Karena selain berteriak dan menghindar serta memberontak, hanya itulah yang dapat Alexa lakukan satu-satunya. Tidak ada lagi. Bagaikan cahaya yang menembus langit, seperti doa Alexa yang langsung terdengar oleh Tuhan. Ken datang seorang diri dan melihat Anthony tengah mendekati Alexa dengan pendekatan yang terbilang tidak wajar. Tentu saja Ken segera menghampirinya dan melindungi Alexa di balik pundaknya dari serangan buaya darat yang meresahkan tersebut. “Nona, berlindung di belakang pundakku!” kata Ken yang langsung menarik Alexa dan membawa gadis itu untuk berlindung di balik pundaknya. “Siapa kau?” tanya Anthony melihat Ken dengan wajah yang tak suka. “Kau itu yang siapa? Tidak jelas dekat-dekat Nona Alexa!” jawab Ken berani. Anthony memperhatikan penampilan Ken dari atas sampai bawah. Ia baru menyadari bahwa Ken adalah seorang security, terlihat dari seragamnya yang membuat Anthony dapat menyimpulkannya sendiri. Anthony tertawa kecil lalu berbicara, “Kau hanya seorang Security, bukan? Mengapa kau ikut campur! Sana kerjakan tugasmu untuk berjaga malam di depan kampus!” “Aku bukan Security biasa, aku adalah penjaga, Nona Alexa. Lebih baik kau pergi jika tak mau berjalan dengan satu kaki!” kata Ken dengan suara yang berat. Bukannya takut dengan apa yang Ken katakan, Anthony malah semakin menjadi-jadi. Ia malah tertawa terbahak-bahak mendengarnya. Karena merasa hal ini tidak bisa dibiarkan, Ken pun mengambil langkah tegas. Ia memulai pertarungannya dengan Anthony dan menyuruh Alexa untuk masuk ke dalam mobil. “Nona, sebaiknya kau pergi saja dari sini! Masuklah ke dalam mobil! Aku akan mengurus lelaki aneh ini.” pinta Ken kepada Alexa. “Tidak mau, Ken! Nanti kalau terjadi apa-apa kepadamu bagaimana?” “Aku mengabdikan diriku untuk menjagamu, kau tak usah memikirkan hal itu!” Deg! Hanya sebuah kata namun dapat menyentuh hati kecil Alexa. Mengabdikan diriku untuk menjagamu? Alexa membatin mengingat perkataan Ken. “Pergilah, Nona! Cepat!” Karena melihat mata Ken yang terlihat seperti menyimpan amarah yang besar. Akhirnya pun Alexa pergi dari sana dan menyisakan Ken beserta Anthony yang sedang berkelahi. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN