51- Jam Istirahat

1251 Kata

Radit masih tidak menanggapi perkataan Akbar di sampingnya. Pemuda itu sengaja mengabaikan Akbar dan lebih memilih mengotak-atik ponselnya. Malas rasanya mendengar celotehan kliennya itu. Iya. Radit tahu tidak seharusnya ia bersikap seperti itu pada kliennya sendiri, namun ia juga belum bisa menerima kenyataan bahwa berbicara dengan Akbar memang menyebalkan.   "Ke sini sama siapa, Mas?" Akbar masih berusaha menanyai Radit. Sedangkan orang yang diajak bicara memilih diam. Mereka sama-sama masih menunggu hingga giliran. Masih ada enam orang di depan barisan mereka masing-masing, dan transaksinya lumayan lama. Ini akibatnya jika hanya dua kasir di tempat makan yang sangat ramai ini.   Akbar rupanya mengedarkan tatapannya dan mencari orang yang dikenalnya dan juga Radit kenal. Pemuda i

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN