Dewi memperhatikan Radit yang berjalan ke arahnya dengan raut kesal. Nampan yang dipegangnya seolah ia genggam dengan sangat eratnya. Setelah itu, pemuda itu pun menarik kursinya dengan gerakan agak kasar. Dewi hanya bisa kebingungan menatap Radit. "Kenapa?" tanyanya pada Radit. Radit datang membawa dua buah burger, sekantung kentang goreng, serta dua gelas penuh soda. Pemuda itu hanya diam masih memandang burger di atas nampan, sedetik berikutnya ia mendongak. Tampaknya ia sudah tersadar sekarang dan menatap balik Dewi. "Hah?" Radit kelabakan. "Gak pa-pa," sambungnya. Radit segera menyodorkan nampan di depannya ke hadapan Dewi. "Ini, dimakan." Dewi mengangkat sebelah alisnya. Ia tahu Radit adalah sosok yang jarang marah, apalagi jika pemuda itu marah maka ada penyebab di bali