Jika ada yang bilang bahwa mengungkapkan perasaan kita kepada orang yang kita suka akan membuat diri kita lega, mungkin itu memang benar. Tapi adakah yang bilang jika setelah kelegaan itu datang, rasa khawatir pun perlahan muncul? Jadi, sebenarnya kita tidak pernah benar-benar merasa lega. Paling tidak, itu yang kurasakan sekarang. Mengungkapkan perasaanku kepada Darryl membuatku terjebak dalam sebuah kekhawatiran. Aku takut jika keputusanku tersebut salah. Aku takut jika nantinya Darryl tak akan menganggapku sama. Bahkan aku takut jika Darryl tak mempedulikan ungkapan cintaku. Jika benar seperti itu, bukankah sia-sia aku mengungkapkannya? Tok … tok … tok …. Aku terlonjak kaget mendengar pintu kamarku diketuk. Jantungku pun tiba-tiba berdetak sangat cepat. “Shab.” Panggilan dari Darry