Menunggu Darryl pulang dari kampus membuatku sangat gelisah. Karena aku masih belum bisa mengontrol perasaanku sendiri. Sangat berat membayangkan jika harus berhadapan dengannya. Aku benar-benar tak bisa berperilaku normal seperti biasa. Rasanya aku ingin pergi dari sini dan menjauh dari Darryl agar aku tak dapat melihatnya. Juga agar ia tak dapat melihatku. Karena dengan begitu, semuanya aman. Perasaanku aman. Dirinya pun aman dariku. Dan mungkin, semuanya akan baik-baik saja. Namun tidak, aku bukan pengecut. Dan aku pun tak ingin jadi pengecut. Tak seharusnya aku lari begitu saja dari masalah yang seharusnya sepele untukku ini. Aku tak ingin jadi seperti Romi yang tiba-tiba pergi menyingkir dari kehidupanku demi untuk tak menyakitiku yang nyatanya malah membuatku hancur. Aku tak akan